Kebekuan nalar kritis mahasiswa

Mahasiswa merupakan bagian dari civitas akademika yang seharusnya mampu memahami tugas dan fungsi mahasiswa. mahasiswa yang umumnya remaja dan pemuda yang dalam perjalanan usianya menuju dewasa dan mahasiswa harus memiliki nilai-nilai idealis, dan progresif yang harus ditanamkan di jati diri mahasiswa, sehingga secara berfikir lebih mudah dan cepat dalam menemukan permasalahan yang terjadi di sekitarnya.

Ciri khas mahasiswa ialah identik dengan kegiatan akademis, yang salah satu nya adalah budaya diskusi, namun perlahan waktu kian menurun, bahkan hampir cenderung jarang ditemukan. Dengan demikian, jika tidak ada upaya untuk memperbaiki ini semua, bisa saja 10 tahun yang akan datang, budaya diskusi akan menjadi sangat asing ditelinga mahasiswa.

Mahasiswa sendiri mempunyai fungsi yaitu sebagai agent of change dan  agent of control, budaya diskusi menjadi sangat penting untuk melaksanakan peran tersebut. Permasalahan kemiskinan kian memprihatinkan, misalnya ekonomi rakyat kian merosot, harga sembako membumbung tinggi yang membuat rakyat sesak nafas dengan keadaan seperti ini. Hal itu seharusnya memanggil nalar kritis mahasiswa untuk mencari solusi untuk menyelesaikan dengan cara yang terbaik.Oleh karena menjadi wajib budaya diskusi bagi mahasiswa.

Berbicara mengenai organisasi pada dasarnya organisasi dilingkungan mahasiswa ada dua organisasi intra dan ekstra yang dimana itu menjadi wadah mahasiswa untuk membuat mahasiswa lebih kritis, bukan hanya terhadap kebijakan-kebijakan kampus yang merugikan mahasiswa tetapi mahasiswa harus bisa mengawal langkah kebijakan pemerintah yang tidak pro dengan rakyat. Sejarah mencatat dalam organisasi kemahasiswaan, gerakan mahasiswa berperan penting dalam perubahan bangsa mulai dari sebelum kemerdekaan, orde lama, orde baru, dan pasca reformasi.

Organisasi digunakan sebagai tempat orang-orang berkumpul, bertukar pikiran, bekerja sama secara rasional, terencana, terorganisir, terpimpin dalam memanfaatkan sumber daya, sarana dan prasarana, data dan lain sebagainya yang digunakan secara efektif untuk kepentingan organisasi. Sedangkan organisasi mahasiswa adalah organisasi yang berisikan mahasiswa yang dibedakan menjadi dua internal dan eksternal kampus.

Advertisements

Dalam berdiskusi akan timbul wacana yang akan di formulasikan untuk aksi nyata mahasiswa dalam berpartisipasi untuk membangun kepentingan bangsa dan negara, aksi bisa dilakukan dengan audiensi, advokasi, bakti sosial dan lainnya. Masih terdengar ditelinga kita salah satu lenyapnya rezim orde baru berganti menjadi era reformasi adalah bagian dari aksi mahasiswa. hal itu membuktikan bahwa gerakan-gerakan aksi mahasiswa ketika itu terbukti nyata.

Mengutip pesan Tan Malaka “bila kaum muda yang belajar disekolah dan menganggap dirinya lebih tinggi dan pintar untuk melebur dengan masyarakat yang bekerja dengan cangkul dan hanya memiliki cita-cita sederhana. Maka lebih baik pendidikan itu tidak diberikan sama sekali”

Dalam hal ini mahasiswa pun harus bisa bergabung dengan masyarakat tanpa melihat dari mana asal pendidikan, pekerjaan dan status sosialnya, mahasiswa pun harus ikut andil dalam melihat probematika yang terjadi di masyarakat seperti problem kemiskinan, ekonomi, dan lingkungan.

Sebagai seorang insan yang harus senantiasa kritis-mengkritisi setiap hal yang dianggap tidak pro dengan rakyat, namun kenyataannya nalar kritis mahasiswa tumpul bagaikan pisau yang lama tidak diasah, mahasiswa saat ini mulai mengalami kebekuan nalar berfikir, banyak mahasiswa disibukkan dengan hal yang tidak penting seperti nongkrong yang tidak ada faedahnya, main game, dan yang lebih parahnya menghabiskan uang orang tua untuk foya-foya. Dalam hal ini juga banyak mahasiswa lebih fokus dengan kuliah dan mengerjakan tugas yang di berikan dosen agar dapat nilai yang tinggi, daripada mengikuti organisasi atau kegiatan-kegiatan yang ada di luar kampus, karena mahasiswa harus di tuntut lulus tepat waktu, kondisi seperti ini akan  membuat mahasiswa seperti terkurung di dalam sangkar burung yang tidak ada kebebasan berfikir, dan cenderung individualis serta kreativitas mereka pun akan hilang.

Tradisi-tradisi diskusi hari ini seakan-akan mulai surut , mahasiswa hari ini hanya disibukkan persoalan yang tidak penting lebih cenderung ke arah yang negatif seperti contoh pemakaian obat-obatan terlarang, minuman keras, dan bahkan sampai melakukan perbuatan asusila.  Lebih mirisnya hari ini kebanyakan mahasiswa tidak pernah membaca buku dari  tokoh-tokoh seperti Tan Malaka, Soe Hoe Gir, Marx, Che Guevara mahasiswa hari ini hanya berkutat pada sifat glamor, hedonisme, pragmatisme dan eksistensi semata, yang membuat kegagapan didalam wacana berfikir, wacana bertindak, dan mereka juga hanya memikirkan dirinya sendiri tanpa memikirkan lingkungan sekitar bahkan masyarakat. R. Rizqi. F.

Advertisements

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *