Advertisements
Categories: Nalar Aneh

The King Maker, HOS Tjokroaminoto

Raden Hadji Oemar Said Tjokroaminoto lahir di Ponorogo, Jawa Timur pada tanggal 16 Agustus 1892, kemudian lebih dikenal dengan nama HOS Tjokroaminoto. The King Maker, seorang jurnalis ulung, penebar propaganda sekaligus pemimpin abadi Sarekat Islam. Sosok yang sering disebut-sebut sebagai sokoguru manusia pergerakan.

“Jika kalian ingin menjadi pemimpin besar, menulislah seperti wartawan dan berbicaralah seperti orator”, begitulah pesan Tjokroaminoto. Kepiawannya dalam memproduksi generasi emas bagi Ibu Pertiwi hingga kini hampir tiada tertandingi, bagai “mesin” penghasil para pemimpin bangsa.

Orang Belanda sering menyebutnya dengan istilah “De Ongekronde Koning Van Java” yang berarti “Raja Jawa yan tak dinobatkan”. Pribadi yang banyak dikagumi, lihai, cerdas, dan mempunyai semangat tinggi. Lawan-lawan politiknya juga menaruh hormat kepadanya. Kegigihannya dalam memperjuangkan hak kaum pribumi menjadikaannya tokoh yang benar-benar dihormati kala itu.

Mungkin benar apa yang dikatakan seorang filsuf Jerman, Nietzesche, bahwa guru yang hebat bila berhasil melahirkan murid yang beragam. Tjokroaminoto telah membuktikan anak-anak didiknya merupakan pemimpin besar dengan kecendrungan idiologi berbeda, namun satu sama lain saling melengkapi dan menguatkan dengan  satu tujuan, yaitu mempercepat terusirnya Belanda dari Tanah Air. Sebut saja Soekarno dengan paham nasionalisme-sosialismenya, S.M. Kartosuwiryo yang menghendaki negara Islam, atau Alimin, Muso, Semaun dan Tan yang berpaham marxis.

Bila kita runut kembali ajaran Tjokroaminoto, seperti pesan beliau diatas, bila ingin menjadi pemimpin besar kuncinya ada pada orasi dan publikasi. Tjokroaminoto dikenal sebagai seorang orator ulung. suaranya yang mengelegar mampu menarik masa untuk masuk ke dalam alur pidatonya, menghipnotis rakyat hingga merasa menemukan saluran politiknya pada sosok Tjokroaminoto yang  secara gamblang menoohok mempertanyakan kelangsungan pemerintahan hindia belanda.

Menurut Amelz dalam Tjokroaminoto: Hidup dan Perjuangannya, pidatonya membawa khalayak menjadi gefascineerd, mabuk tergila-gila dan dalam penggambaran Takashi Shiraishi, “Tjokroaminoto dikaruniai suara bariton yang mantap hingga terdengar oleh ribuan orang meski tanpa menggunakan pengeras suara”. Sehingga bila kita simak sebagai penggambaran nya; “orang semakin lama semakin merasakan bahwa tidak pantas lagi hindia diperintah belanda”.

Advertisements

Begitu pula dengan dunia tulis menulis, sebagai jurnalis  Tjokroaminoto pernah memimpin surat kabar Oetosan Hindia yang merupakan organisasi internal Sarekat Islam. Tulisan-tulisan nya tajam dan syarat akan bau perjuangan. Beliau pandai memanfaatkan pamflet dan menuliskan gagasan-gagasan besarnya tentang bangsa yang diimpikan nya untuk kemudian di tularkan kepada masa layaknya virus, menyebar dan masif lewat media Otoesan hindia, Soeloeh Hoekoem, Fadjar Asia, Al-Djihad, Al-Islam, Koran Matahari, Pantjaran Warna, Hindia Serikat, dan Bendera Islam.

Orasi harus sekelas orator, dan publikasi harus sekelas wartawan. Jika kedua hal itu diimplemntasikan oleh para pemuda,  bukan tidak mungkin akan lahir Tjokroaminoto baru di negeri ini. Bayangkan bila pemuda yang kelak meneruskan tonggak kepemimpinan memiliki kualitas setara guru bangsa, tentu kualitas pemimpin dinegeri ini dapat terregenasi dengan baik. Karena berbicara dan menulis, dua hal tersebut telah dimiliki oleh seorang pemimpin. Dua kempuan yang menjdi roda penggerak perubahan.

Maka apa yang telah diperbuat Tjokroaminoto di masa lampau tidak boleh dilupakan begitu saja. Peran dan pemikiran nya benar-benar hebat, bahkan gerakan yang dicontohkan Tjokroaminoto membuat Belanda gentar. Meski Tjokroaminoto terus ditekan semangatnya tidak pernah lntur sampai kapanpun. Sebuah sikap pemimpin yang patut dicontoh, terutama par pemuda di negeri ini. Dialah H.O.S. Tjokroaminoto, sang guru bangsa. (Arfanie, Pengurus Wilayah 1 FORNASMEBI)

Advertisements
nalarmiring

Share
Published by
nalarmiring

Recent Posts

Partisipasi Pilkada Metro Menurun, Cerminan Apatisme Politik ?

Pilkada Kota Metro 2024 telah selesai dilaksanakan. Namun, data yang muncul meninggalkan sebuah catatan penting…

5 bulan ago

"Dinamika Organisasi" Dinamika organisasi merupakan salah satu aspek penting yang menentukan kelangsungan hidup dan perkembangan…

7 bulan ago

Debu Janji di Tengah Kampanye

Maman berdiri di pinggir alun-alun kecil, matanya memandang ke arah panggung di tengah yang dibangun…

7 bulan ago

Suara yang Sia-Sia

Hari itu terik. Matahari membakar genting-genting rumah di kota kecil yang sibuk dengan gemuruh politik.…

8 bulan ago

Harlah PMII 63, Refleksi Kader PMII dalam tantangan zaman

Harlah PMII 63, Refleksi Kader PMII dalam tantangan zaman Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). merupakan…

2 tahun ago

Konsep Dasar Menjadi Pemimpin Bijak ?

Kepemimpinan yang baik tercipta dari kepercayaan, sifat, karakter, dan nilai nilai yang baik, pada dasarnya…

2 tahun ago